Sabtu, 07 April 2012

Jurnal: Evolusi Jalur Hijau di Cina

Penulis:

Kongjian Yu, Dihua Li, Nuyu Li 
Sekolah Arsitektur Lanskap, Universitas Beijing, Beijing 100871, Cina Forestry Bureau Cina, Beijing, Cina
Tersedia secara online 13 Desember 2004
Translasi & Resume oleh:
Vina Pratiwi 

 
1.    Pendahuluan

1.1 Latarbelakang
Jalur hijau merupakan koridor dengan lebar yang bervariasi, terhubung dalam jejaring yang terkoneksi satu sama lain yang berfungsi sebagai jalur ekologis, jalur hijau rekreasi, dan koridor warisan sejarah (Fabos, 1995). Konsep jalur hijau yang merupakan adaptasi dari Dunia Barat pada dasarnya memiliki sejarah tersendiri bagi masyarakat Cina. Latar belakang dari adanya evolusi jalur hijau di Cina adalah adanya bencana alam, kepemimpinan negara, dan peran ilmu pengetahuan, kemajuan sosial, geografi, serta lingkungan alam negaranya. Berdasarkan latar belakang tersebut Cina mengalami perubahan dan perkembangan dalam hal jalur hijau. Jalur hijau yang dibahas meliputi 3 fungsi jalur hijau yang terdiri atas jalur hijau tepi sungai, jalur hijau jalan (transportasi darat: jalan, jalan tol, jalur kereta api, dll), dan jalur hijau pertanian sebagai upaya perlindungan pertanian. Kerangka pemikiran dari studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1.2 Tujuan
Tujuan umum dari kajian ini adalah untuk mengetahui perkembangan jalur hijau di Cina. Tujuan khusus kajian yaitu menganalisis
1.    Mendeskripsikan bentuk-bentuk jalur hijau yang berkembang di Cinadengan setting waktu tertentu;
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evolusi jalur hijau di Cina;
3.    Kendala atau keterbatasan dalam perubahan dan perkembangan jalur hijau di Cina.


2.    Pembahasan

2.1   Bentuk/Tipe Jalur Hijau yang terdapat di Cina
Pada konteks masyarakat Cina, diterangkan jalur hijau sebagai lanskap linear dengan elemen pepohonan dan vegetasi. Secara bentuk dan fungsi, tiga tipe jalur hijau yang didiskusikan adalah (1) Jalur hijau tepi sungai yang bergabung dengan koridor air atau batas air; (2) Jalur jalan atau jalur hijau jalan yang berasosiasi dengan sistem transportasi darat, termasuk jalur cepat/tol jalur kereta api, jalan kota, dan jalan lainnya; (3) jalur hijau pertanian yang ada di sepanjang batas lahan pertanian dan berasosiasi dengan perlindungan dari angin.

 
  

2.1.1 Jalur Hijau Tepi Sungai
Jalur hijau tepi sungai diartikan sebagai jalur hijau sepanjang sungai, aliran sungai, kanal, dan terusan. Tradisi dari jalur hijau tepi sungai, dimulai sebagai reaksi untuk perlindungan dan konsolidasi bantaran sungai dan menyusun penanaman pohon serta semak sepanjang sungai dan terusan-terusan dengan pendekatan yang lebih sistematik dalam mengembangkan sistem jalur hijau pada  jalur drainase (Gambar 2).

Sistem pencegahan bencana yang multi fungsi dan ekologis ini menjadi dasar dalam mengendalikan banjir (She and Wang, 1999). Sungai yang direncanakan dan dikelola jalur hijaunya yaitu Sungai Yangtse bagian hulu dan tengah, DAS Sungai Huihe, DAS Sungai Kuning bagian tengah, DAS Sungai Liao He, dan DAS Zhu Jiang.

2.1.2 Jalur Hijau Jalan
Jalur hijau sepanjang jalan atau jalur taman didefinisikan sebagai jalur hijau di sepanjang jalan, jalan, kereta api dan jalan raya. Fungsi utama jalur hijau jalan diantaranya memberikan keteduhan dan tempat tinggal terhadap angin, dan melindungi jalan dari banjir atau kerusakan lainnya. Fungsi visual dan persepsi juga salah satu alasan utama. Pada sejarah panjang jalur hijau jalan, pembaca akan dikenalkan pada evolusi dari jalan-jalan ibukota kekaisaran, jalur hijau jalan kereta api, dan sistem koridor hijau sepanjang jalan raya (Gambar 3).

 
Jalur Hijau Lahan Pertanian

Jalur hijau lahan pertanian dapat didefinisikan sebagai penahan angin yang tumbuh untuk melindungi dari bencana angin dan badai pasir. Hal ini umum di Cina Utara, karena ada ancaman angin dingin musim semi dan pergeseran bukit pasir untuk pertanian tanaman (Gambar 4).


 
2.2   Evolusi Jalur Hijau di Cina
 
No
Periode
Deskripsi Jalur Hijau Cina
1
1100-770 b.c.
Jalur hijau dibangun pertama kali pada Dinasti Zhou, Menurut Zhou Li (Kitab Ritual Zhou)
2
awal musim semi dan gugur 770-476 b.c.
Pemikir terkenal bernama Guan Zhi menjelaskan dalam pekerjaannyabahwa penanaman semak sepanjang sempadan sungai dikonsolidasi dan dilindungi dari bahaya banjir.
3
 221-207b.c
Kaisar Qin Shi Huang jalan raya nasional dibangun sebagai ukuran untuk memantau kestuan negara. Pohon ditanam di sepanjang jalan raya nasional sesuai dengan standar tertentu dan dua baris pohon pinus ditanam di tengah jalan raya yang merupakan koridor khusus yang hanya digunakan oleh kaisar
4
Dinasti Zhou 110-770 b.c.
Sudah menjadi aturan bahwa pohon ditanam sepanjang parit diluar batas kota (Ritual Dinasty Zhou), dan untuk ditanami tanaman dan mengelola jalur hijau parit.
5
 tahun 927
Setelah banjir yang menyebabkan kerusakan besar pada ibukota, Kai Feng, kaisar Dinasti Song meminta pohon lokal/asli seperti pohon willow dan elm untuk ditanam sepanjang Sungai Kuning
6
tahun 1038-1040
Catatan Shen Kuo: raja terakhir menebang kayu yang ditanam oleh leluhurnya, banjir menghabisi lahan-lahan produksi.
7
Dinasti Qing
1644-1911a.d.
Zhuo Zhongtang: menanam jutaan pohon willow sepanjang 1500 kilometer. Tradisi menanam pohon terus berkembang sebagai sosialisme Cina.
8
akhir Dinasti Qing awal 1904
Kontrak 30 tahun-an ditandatangani antara Departemen Jalur Kereta Api Nasional dan Perusahaan Fu He untuk menanam pohon di sepanjang rel kereta api antara Beijing dan Kou Ying.
9
tahun 1907
Pemerintah Qing memerintahkan departemen dari kereta api Beijing-Taiyuan, dan kereta api Beijing-Hankou untuk menanam pohon di sepanjang rel kereta api.
 10
tahun 1914
pembibitan pohon lebih dari 30 hektar didirikan untuk menyediakan bibit
 11
tahun 1934,
Seorang profesor dari Universitas Nanjing, Zhou Guohua, diundang untuk merencanakan jalur hijau untuk Departemen Perkeretaapian.
 12
Sebelum 1950
Fragmentasi angin memiliki menjadi praktik umum di utara China selama lebih dari seratus tahun
 13
 tahun 1950,
Dengan bantuan Uni Soviet, sejumlah kota-kota terencana baru tumbuh dengan pepohonan di jalan-jalannya
 14
akhir 50-an dan 60-an
Kebijakan yang buruk ketika jumlah hutan berkurang selama “kampanye industri besi-baja” dan gerakan masyarakat (Forestry Department, 1999).
 15
1950-1960
Penahan angin yang tegak lurus berorientasi pada angin dominan dan dirancang dengan lebar 30-40 meter, dengan 200-500 meter dari pemisahan antara baris.
 16
Pasca 1970
Sistem jalur hijau penahan angin berbasis ekologis
 17
 tahun 1979
Dalam Kongres Nasional, resmi ditetapkan 12 Maret setiap tahunnya sebagai Hari Menanam Pohon
 18
tahun 1980-an
Pemerintah bagian menyadari lagi pentingnya drainase sistem jalur hijau dalam proteksi dari ancaman banjir dan erosi tanah
 19
April 1986
Kongres Nasional melewati Rencana Lima tahunan ke-7, dimana disebutkan bahwa “Hutan perlu ada di Bagian Hulu dan Tengah Sungai Yangtse untuk konservasi tanah dan air”.
 20
tahun 1989
Proyek dimulai, difokuskan pada 10 area kritis, dimana pada batang sungai dan area pegunungan. Pada akhir tahun 2000, dilaporkan kesuksesan besar dengan lebih dari 7.4 juta Ha hutan ditanami menutup 20-29% area lahan target.
 21
tahun 1992
Kementrian Kehutanan mengusulkan masterplan untuk membangun sistem jalur hijau untuk seluruh daerah aliran sungai. Program ini dilaksanakan pada tahun 1995
 22
tahun 1993
Departemen Kehutanan mengusulkan master plan untuk pembangunan jalur hijau di sepanjang sungai Zhu Jiang.
 23
tahun 1995
Dewan Negara Bagian menyetujui rencana untuk pembangunan jalur hijau di bagian pertengahan dari Sungai Kuning. Berdasarkan rencana ini, 3,15 juta hektar pohon harus ditanam dalam 15 tahun (1995-2010)
 24
tahun 1995
Dewan Negara Bagian menyetujui rencana induk untuk pembangunan sistem jalur hijau sepanjang Sungai Liao He. Pada tahun 2000, dilaporkan bahwa 100.000 hektar hutan telah ditanam
 25
musim panas tahun 1998
Masyarakat dunia menyaksikan gambar dramatik di tv yang menceritakan San San seorang gadis kecil memegang pohon siang-malam untuk bertahan dari banjir besar di Sungai Yangtse Tradisi dari jalur hijau tepi sungai, dimulai
 26
Sebelum abad ke-20
Pendekatan top-down untuk perencanaan menjadi prioritas dalam perlindungan fungsi jalur hijau


tahun 2000
Dilaporkan bahwa, 320.000 hektar pohon telah ditanam dan efek positif dalam pengurangan erosi tanah telah diamati



2.3    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Evolusi Jalur Hijau di Cina

2.3.1      Faktor Alam/ Biofisik:
a.    Keunikan kondisi geografis dan lingkungan: Cina berada di lahan yang bergelombang, yang 14 % nya baik untuk ditanami, relatif cukup subur, perluasan budidaya ke  berbukit dan daerah gersang dan sekitar 70-80% dari populasi bergantung pada pertanian, jumlah hutan, lahan yang ditanami, dan air
b.    Berkaitan dengan seringnya terjadi bencana seperti banjir, kekeringan, badai pasir, desertifikasi, dan erosi tanah.

2.3.2      Faktor Sosial-Sejarah-Budaya
a.    Sejarah pertanian
b.    Perubahan dalam masyarakat, terutama pada tahun 1950 dan 1980-an, yang mengubah praktik-praktik yang terkait dengan individu kepemilikan tanah, produksi pertanian dan organisasi terhadap bencana
c.    Pengaruh ekologi modern, praktik jalur hijau konstruksi keluar dari konsep Feng-shui dengan pengalaman berbasis tunggal-fungsi penahan angin untuk sistem ekologi dan keamanan jaringan didirikan pada sistematis pemahaman tentang bencana.

2.3.3      Faktor Politik
a.  Kebijakan pada bidang kehutanan, kebijakan yang buruk pada akhir 50-an dan 60-an ketika jumlah hutan berkurang selama “kampanye industri besi-baja” dan gerakan masyarakat
                   b.  Peran organisasi pemerintah dan pemimpin negara, seperti Dr Sun Yetsun dan Ketua Mao,  
                        mempromosikan kampanye melawan bencana.

2.4    Keterbatasan dan Tantangan dalam Perubahan dan Perkembangan Jalur Hijau di Cina
Keterbatasan dan tantangan dalam perkembangan jalur hijau di Cina berkaitan dengan metode, fungsi, ilmu perencanaan jalur hijau, serta pemahaman tentang kota yang indah.

2.4.1   Metode
Pendekatan top-down yang dilakukan oleh pemerintah Cina perlu diselaraskan dengan partisipasi masyarakat Cina. Pendekatan top-down merupakan refleksi sistem pemerintahan terpusat lewat pembentukan sosial simbolik, sementara jalur hijau merupakan simbol yang mencerminkan formasi sosial Cina. Sistem pendekatan top-down cukup efektif, namun perlu ditelaah untuk ketersediaan jalur hijau dalam jangka panjang.

2.4.2   Fungsi Utama Jalur Hijau
Fungsi jalur hijau di Cina mengikuti kebutuhan dari sosial masyarakatnya, pada tahun 1980 jalur hijau masih kurang diprioritaskan karena masyarakat masih berorientasi pada kelangsungan hidupnya. Ketika terjadi urbanisasi pada tahun 2003, fungsi jalur hijau berkembang ke arah penggunaan rekreasi. Trend saat ini adalah pemanfaatan jalur hijau sebagai sarana rekreasi yang mampu memberi perlindungan bagi habitat, warisan sejarah/budaya dengan ilmu ekologi sebagai dasarnya. Diharapkan jalur hijau mampu menyediakan keindahan pemandangan akibat urbanisasi yang meningkat.

2.4.3   Ilmu Perencanaan Jalur Hijau
Upaya perencanaan jalur hijau di Cina perlu didasari oleh basis ilmiah. Sementara peran masyarakat ilmiah Cina dalam membuat keputusan terbatas. Studi ekologi lanskap akan memberikan peran dalam upaya perencanaan jalur hijau.

2.4.4   Kesalahpahaman tentang “Kota yang Indah”
Kesalahpahaman dari pembentukan kota yang indah, pernah terjadi di Cina. Kota yang indah diaplikasikan melalui sungai di perkotaan yang dibendung, dilapisi beton, pepohonan asli dipangkas dan digantikan pohon eksotis dan tanaman bunga. Kesalahan ini salah satunya adalah karena adopsi dari jalur hijau yang ada di Barat. Jalur hijau di Cina harus direncanakan untuk keamanan negara dalam jangka panjang dan memberikan jasa lingkungan untuk kota-kota secara berkelanjutan.


3.    Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah evolusi jalur hijau di Cina dilatarbelakangi oleh faktor alam dan faktor sosial-budaya-politik. Faktor alam yang mempengaruhi adalah kondisi geografi berupa pegunungan, lingkungan, bencana alam, serta pengaruh ekologi modern. Faktor sosial-ekonomi-politik yang mempengaruhi evolusi jalur hijau adalah perubahan masyarakat (kepadatan, dll), sejarah pertanian, peran organisasi pemerintah. Faktor-faktor tersebut yang mendorong perubahan jalur hijau di Cina, yang pada awalnya tidak menjadi prioritas kemudian berkembang menjadi konsep kosmetika kota, hingga sekarang berkembang menjadi jalur hijau yang terkoneksi di seluruh tipe koridor di Cina. Tipe jalur hijau yang dikembangkan di Cina adalah jalur hijau tepi sungai, koridor jalan (tol dan kereta api), serta jalur hijau lahan pertanian. Tipe jalur hijau tersebut ditujukan fungsinya sebagai fungsi ekologi, rekreasi, dan sejarah/budaya. Beberapa tantangan dalam perkembangan jalur hijau di Cina adalah metode top-down dalam merencanakan jalur hijau, fungsi jalur hijau yang akan berubah dari aktu ke waktu, perencanaan jalur hijau yang dapat mengukur signifikansi keberhasilan, dan kesalahpahaman terhadap kota yang jalur hijaunya berupa ‘kosmetik’.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Sabtu, 07 April 2012

Jurnal: Evolusi Jalur Hijau di Cina

Penulis:

Kongjian Yu, Dihua Li, Nuyu Li 
Sekolah Arsitektur Lanskap, Universitas Beijing, Beijing 100871, Cina Forestry Bureau Cina, Beijing, Cina
Tersedia secara online 13 Desember 2004
Translasi & Resume oleh:
Vina Pratiwi 

 
1.    Pendahuluan

1.1 Latarbelakang
Jalur hijau merupakan koridor dengan lebar yang bervariasi, terhubung dalam jejaring yang terkoneksi satu sama lain yang berfungsi sebagai jalur ekologis, jalur hijau rekreasi, dan koridor warisan sejarah (Fabos, 1995). Konsep jalur hijau yang merupakan adaptasi dari Dunia Barat pada dasarnya memiliki sejarah tersendiri bagi masyarakat Cina. Latar belakang dari adanya evolusi jalur hijau di Cina adalah adanya bencana alam, kepemimpinan negara, dan peran ilmu pengetahuan, kemajuan sosial, geografi, serta lingkungan alam negaranya. Berdasarkan latar belakang tersebut Cina mengalami perubahan dan perkembangan dalam hal jalur hijau. Jalur hijau yang dibahas meliputi 3 fungsi jalur hijau yang terdiri atas jalur hijau tepi sungai, jalur hijau jalan (transportasi darat: jalan, jalan tol, jalur kereta api, dll), dan jalur hijau pertanian sebagai upaya perlindungan pertanian. Kerangka pemikiran dari studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1.2 Tujuan
Tujuan umum dari kajian ini adalah untuk mengetahui perkembangan jalur hijau di Cina. Tujuan khusus kajian yaitu menganalisis
1.    Mendeskripsikan bentuk-bentuk jalur hijau yang berkembang di Cinadengan setting waktu tertentu;
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evolusi jalur hijau di Cina;
3.    Kendala atau keterbatasan dalam perubahan dan perkembangan jalur hijau di Cina.


2.    Pembahasan

2.1   Bentuk/Tipe Jalur Hijau yang terdapat di Cina
Pada konteks masyarakat Cina, diterangkan jalur hijau sebagai lanskap linear dengan elemen pepohonan dan vegetasi. Secara bentuk dan fungsi, tiga tipe jalur hijau yang didiskusikan adalah (1) Jalur hijau tepi sungai yang bergabung dengan koridor air atau batas air; (2) Jalur jalan atau jalur hijau jalan yang berasosiasi dengan sistem transportasi darat, termasuk jalur cepat/tol jalur kereta api, jalan kota, dan jalan lainnya; (3) jalur hijau pertanian yang ada di sepanjang batas lahan pertanian dan berasosiasi dengan perlindungan dari angin.

 
  

2.1.1 Jalur Hijau Tepi Sungai
Jalur hijau tepi sungai diartikan sebagai jalur hijau sepanjang sungai, aliran sungai, kanal, dan terusan. Tradisi dari jalur hijau tepi sungai, dimulai sebagai reaksi untuk perlindungan dan konsolidasi bantaran sungai dan menyusun penanaman pohon serta semak sepanjang sungai dan terusan-terusan dengan pendekatan yang lebih sistematik dalam mengembangkan sistem jalur hijau pada  jalur drainase (Gambar 2).

Sistem pencegahan bencana yang multi fungsi dan ekologis ini menjadi dasar dalam mengendalikan banjir (She and Wang, 1999). Sungai yang direncanakan dan dikelola jalur hijaunya yaitu Sungai Yangtse bagian hulu dan tengah, DAS Sungai Huihe, DAS Sungai Kuning bagian tengah, DAS Sungai Liao He, dan DAS Zhu Jiang.

2.1.2 Jalur Hijau Jalan
Jalur hijau sepanjang jalan atau jalur taman didefinisikan sebagai jalur hijau di sepanjang jalan, jalan, kereta api dan jalan raya. Fungsi utama jalur hijau jalan diantaranya memberikan keteduhan dan tempat tinggal terhadap angin, dan melindungi jalan dari banjir atau kerusakan lainnya. Fungsi visual dan persepsi juga salah satu alasan utama. Pada sejarah panjang jalur hijau jalan, pembaca akan dikenalkan pada evolusi dari jalan-jalan ibukota kekaisaran, jalur hijau jalan kereta api, dan sistem koridor hijau sepanjang jalan raya (Gambar 3).

 
Jalur Hijau Lahan Pertanian

Jalur hijau lahan pertanian dapat didefinisikan sebagai penahan angin yang tumbuh untuk melindungi dari bencana angin dan badai pasir. Hal ini umum di Cina Utara, karena ada ancaman angin dingin musim semi dan pergeseran bukit pasir untuk pertanian tanaman (Gambar 4).


 
2.2   Evolusi Jalur Hijau di Cina
 
No
Periode
Deskripsi Jalur Hijau Cina
1
1100-770 b.c.
Jalur hijau dibangun pertama kali pada Dinasti Zhou, Menurut Zhou Li (Kitab Ritual Zhou)
2
awal musim semi dan gugur 770-476 b.c.
Pemikir terkenal bernama Guan Zhi menjelaskan dalam pekerjaannyabahwa penanaman semak sepanjang sempadan sungai dikonsolidasi dan dilindungi dari bahaya banjir.
3
 221-207b.c
Kaisar Qin Shi Huang jalan raya nasional dibangun sebagai ukuran untuk memantau kestuan negara. Pohon ditanam di sepanjang jalan raya nasional sesuai dengan standar tertentu dan dua baris pohon pinus ditanam di tengah jalan raya yang merupakan koridor khusus yang hanya digunakan oleh kaisar
4
Dinasti Zhou 110-770 b.c.
Sudah menjadi aturan bahwa pohon ditanam sepanjang parit diluar batas kota (Ritual Dinasty Zhou), dan untuk ditanami tanaman dan mengelola jalur hijau parit.
5
 tahun 927
Setelah banjir yang menyebabkan kerusakan besar pada ibukota, Kai Feng, kaisar Dinasti Song meminta pohon lokal/asli seperti pohon willow dan elm untuk ditanam sepanjang Sungai Kuning
6
tahun 1038-1040
Catatan Shen Kuo: raja terakhir menebang kayu yang ditanam oleh leluhurnya, banjir menghabisi lahan-lahan produksi.
7
Dinasti Qing
1644-1911a.d.
Zhuo Zhongtang: menanam jutaan pohon willow sepanjang 1500 kilometer. Tradisi menanam pohon terus berkembang sebagai sosialisme Cina.
8
akhir Dinasti Qing awal 1904
Kontrak 30 tahun-an ditandatangani antara Departemen Jalur Kereta Api Nasional dan Perusahaan Fu He untuk menanam pohon di sepanjang rel kereta api antara Beijing dan Kou Ying.
9
tahun 1907
Pemerintah Qing memerintahkan departemen dari kereta api Beijing-Taiyuan, dan kereta api Beijing-Hankou untuk menanam pohon di sepanjang rel kereta api.
 10
tahun 1914
pembibitan pohon lebih dari 30 hektar didirikan untuk menyediakan bibit
 11
tahun 1934,
Seorang profesor dari Universitas Nanjing, Zhou Guohua, diundang untuk merencanakan jalur hijau untuk Departemen Perkeretaapian.
 12
Sebelum 1950
Fragmentasi angin memiliki menjadi praktik umum di utara China selama lebih dari seratus tahun
 13
 tahun 1950,
Dengan bantuan Uni Soviet, sejumlah kota-kota terencana baru tumbuh dengan pepohonan di jalan-jalannya
 14
akhir 50-an dan 60-an
Kebijakan yang buruk ketika jumlah hutan berkurang selama “kampanye industri besi-baja” dan gerakan masyarakat (Forestry Department, 1999).
 15
1950-1960
Penahan angin yang tegak lurus berorientasi pada angin dominan dan dirancang dengan lebar 30-40 meter, dengan 200-500 meter dari pemisahan antara baris.
 16
Pasca 1970
Sistem jalur hijau penahan angin berbasis ekologis
 17
 tahun 1979
Dalam Kongres Nasional, resmi ditetapkan 12 Maret setiap tahunnya sebagai Hari Menanam Pohon
 18
tahun 1980-an
Pemerintah bagian menyadari lagi pentingnya drainase sistem jalur hijau dalam proteksi dari ancaman banjir dan erosi tanah
 19
April 1986
Kongres Nasional melewati Rencana Lima tahunan ke-7, dimana disebutkan bahwa “Hutan perlu ada di Bagian Hulu dan Tengah Sungai Yangtse untuk konservasi tanah dan air”.
 20
tahun 1989
Proyek dimulai, difokuskan pada 10 area kritis, dimana pada batang sungai dan area pegunungan. Pada akhir tahun 2000, dilaporkan kesuksesan besar dengan lebih dari 7.4 juta Ha hutan ditanami menutup 20-29% area lahan target.
 21
tahun 1992
Kementrian Kehutanan mengusulkan masterplan untuk membangun sistem jalur hijau untuk seluruh daerah aliran sungai. Program ini dilaksanakan pada tahun 1995
 22
tahun 1993
Departemen Kehutanan mengusulkan master plan untuk pembangunan jalur hijau di sepanjang sungai Zhu Jiang.
 23
tahun 1995
Dewan Negara Bagian menyetujui rencana untuk pembangunan jalur hijau di bagian pertengahan dari Sungai Kuning. Berdasarkan rencana ini, 3,15 juta hektar pohon harus ditanam dalam 15 tahun (1995-2010)
 24
tahun 1995
Dewan Negara Bagian menyetujui rencana induk untuk pembangunan sistem jalur hijau sepanjang Sungai Liao He. Pada tahun 2000, dilaporkan bahwa 100.000 hektar hutan telah ditanam
 25
musim panas tahun 1998
Masyarakat dunia menyaksikan gambar dramatik di tv yang menceritakan San San seorang gadis kecil memegang pohon siang-malam untuk bertahan dari banjir besar di Sungai Yangtse Tradisi dari jalur hijau tepi sungai, dimulai
 26
Sebelum abad ke-20
Pendekatan top-down untuk perencanaan menjadi prioritas dalam perlindungan fungsi jalur hijau


tahun 2000
Dilaporkan bahwa, 320.000 hektar pohon telah ditanam dan efek positif dalam pengurangan erosi tanah telah diamati



2.3    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Evolusi Jalur Hijau di Cina

2.3.1      Faktor Alam/ Biofisik:
a.    Keunikan kondisi geografis dan lingkungan: Cina berada di lahan yang bergelombang, yang 14 % nya baik untuk ditanami, relatif cukup subur, perluasan budidaya ke  berbukit dan daerah gersang dan sekitar 70-80% dari populasi bergantung pada pertanian, jumlah hutan, lahan yang ditanami, dan air
b.    Berkaitan dengan seringnya terjadi bencana seperti banjir, kekeringan, badai pasir, desertifikasi, dan erosi tanah.

2.3.2      Faktor Sosial-Sejarah-Budaya
a.    Sejarah pertanian
b.    Perubahan dalam masyarakat, terutama pada tahun 1950 dan 1980-an, yang mengubah praktik-praktik yang terkait dengan individu kepemilikan tanah, produksi pertanian dan organisasi terhadap bencana
c.    Pengaruh ekologi modern, praktik jalur hijau konstruksi keluar dari konsep Feng-shui dengan pengalaman berbasis tunggal-fungsi penahan angin untuk sistem ekologi dan keamanan jaringan didirikan pada sistematis pemahaman tentang bencana.

2.3.3      Faktor Politik
a.  Kebijakan pada bidang kehutanan, kebijakan yang buruk pada akhir 50-an dan 60-an ketika jumlah hutan berkurang selama “kampanye industri besi-baja” dan gerakan masyarakat
                   b.  Peran organisasi pemerintah dan pemimpin negara, seperti Dr Sun Yetsun dan Ketua Mao,  
                        mempromosikan kampanye melawan bencana.

2.4    Keterbatasan dan Tantangan dalam Perubahan dan Perkembangan Jalur Hijau di Cina
Keterbatasan dan tantangan dalam perkembangan jalur hijau di Cina berkaitan dengan metode, fungsi, ilmu perencanaan jalur hijau, serta pemahaman tentang kota yang indah.

2.4.1   Metode
Pendekatan top-down yang dilakukan oleh pemerintah Cina perlu diselaraskan dengan partisipasi masyarakat Cina. Pendekatan top-down merupakan refleksi sistem pemerintahan terpusat lewat pembentukan sosial simbolik, sementara jalur hijau merupakan simbol yang mencerminkan formasi sosial Cina. Sistem pendekatan top-down cukup efektif, namun perlu ditelaah untuk ketersediaan jalur hijau dalam jangka panjang.

2.4.2   Fungsi Utama Jalur Hijau
Fungsi jalur hijau di Cina mengikuti kebutuhan dari sosial masyarakatnya, pada tahun 1980 jalur hijau masih kurang diprioritaskan karena masyarakat masih berorientasi pada kelangsungan hidupnya. Ketika terjadi urbanisasi pada tahun 2003, fungsi jalur hijau berkembang ke arah penggunaan rekreasi. Trend saat ini adalah pemanfaatan jalur hijau sebagai sarana rekreasi yang mampu memberi perlindungan bagi habitat, warisan sejarah/budaya dengan ilmu ekologi sebagai dasarnya. Diharapkan jalur hijau mampu menyediakan keindahan pemandangan akibat urbanisasi yang meningkat.

2.4.3   Ilmu Perencanaan Jalur Hijau
Upaya perencanaan jalur hijau di Cina perlu didasari oleh basis ilmiah. Sementara peran masyarakat ilmiah Cina dalam membuat keputusan terbatas. Studi ekologi lanskap akan memberikan peran dalam upaya perencanaan jalur hijau.

2.4.4   Kesalahpahaman tentang “Kota yang Indah”
Kesalahpahaman dari pembentukan kota yang indah, pernah terjadi di Cina. Kota yang indah diaplikasikan melalui sungai di perkotaan yang dibendung, dilapisi beton, pepohonan asli dipangkas dan digantikan pohon eksotis dan tanaman bunga. Kesalahan ini salah satunya adalah karena adopsi dari jalur hijau yang ada di Barat. Jalur hijau di Cina harus direncanakan untuk keamanan negara dalam jangka panjang dan memberikan jasa lingkungan untuk kota-kota secara berkelanjutan.


3.    Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah evolusi jalur hijau di Cina dilatarbelakangi oleh faktor alam dan faktor sosial-budaya-politik. Faktor alam yang mempengaruhi adalah kondisi geografi berupa pegunungan, lingkungan, bencana alam, serta pengaruh ekologi modern. Faktor sosial-ekonomi-politik yang mempengaruhi evolusi jalur hijau adalah perubahan masyarakat (kepadatan, dll), sejarah pertanian, peran organisasi pemerintah. Faktor-faktor tersebut yang mendorong perubahan jalur hijau di Cina, yang pada awalnya tidak menjadi prioritas kemudian berkembang menjadi konsep kosmetika kota, hingga sekarang berkembang menjadi jalur hijau yang terkoneksi di seluruh tipe koridor di Cina. Tipe jalur hijau yang dikembangkan di Cina adalah jalur hijau tepi sungai, koridor jalan (tol dan kereta api), serta jalur hijau lahan pertanian. Tipe jalur hijau tersebut ditujukan fungsinya sebagai fungsi ekologi, rekreasi, dan sejarah/budaya. Beberapa tantangan dalam perkembangan jalur hijau di Cina adalah metode top-down dalam merencanakan jalur hijau, fungsi jalur hijau yang akan berubah dari aktu ke waktu, perencanaan jalur hijau yang dapat mengukur signifikansi keberhasilan, dan kesalahpahaman terhadap kota yang jalur hijaunya berupa ‘kosmetik’.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Trending of Mademoiselle