Sabtu, 07 April 2012

FLOATING MARKET: Serupa Tapi Tak Sama, Pasar Terapung Banjarmasin dan Pasar Terapung Bangkok By: Nha

Nite Readers^^ setelah vakum lebih dari satu semester..akhirnya saya bisa posting artikel lagi (senangnyaaa..). Satu alasan kenapa saya vakum adalah tugas kuliah yang antri dan tampilan blog saya yang berubah sampai gak ngerti cara posting artikel lagi (ini bukan satu alasan, tapi 2). Dengan sedikit fudul saya ngotak-atik sampai akhirnya,, TADAAAA!! I’m Back guys... Kali ini saya penasaran dengan satu hal. Ini terinspirasi waktu saya kuliah dan melihat slide yang menunjukkan gambar suasana pasar apung (floating market) di Bangkok, Thailand. Entah kenapa saya langsung flashback ke salah satu pasar apung yang ada di Indonesia, yup Banjarmasin. Terpikir sepertinya dua kawasan ini sama tapi sepertinya beda juga. Berhubung saya pernahnya ke Banjarmasin dan jelas-jelas belum pernah ke Bangkok, maka penasaran itu makin menjadi (berharap bisa ke sana). Saya mencoba mengidentifikasi perbedaan dan persamaan kedua lokasi ini (iseng banget ya...). Berbekal ingatan waktu di Banjarmasin dan modem untuk cari tau floating market di Thailand, saya pun mendeskripsikannya, check this out...
 
 
Perbedaan
Pasar Apung di Banjarmasin, Kalimantan Indonesia
Pasar Apung di Bangkok, Thailand
Cara berbelanja



 Pengunjung berbelanja dari perahu yang menyusuri sungai, bisa dibilang transaksinya on the water. Caranya cukup menantang, kita sendiri yang bebas memilih belanjaan (biasanya jajanan pasar) dengan mengaitkan tongkat pada sasaran kita. Pertama kali coba deg2 an, gak lucu kan kalo gorengan yang kita ambil tiba2 jatuh ke sungai karena kita gak lihai?



 pengunjung bisa berbelanja dari dek dermaga di pinggir sungai/ kanal, tinggal bilang atau tunjuk belanjaan akan diserahkan dengan menggunakan semacam tongkat. Beberapa bisa berbelanja dari perahu, tapi pada umumnya yang berperahu itu untuk berkeliling sungai, kalau ingin membeli mereka merapat atau turun di dek dermaga.



Lokasi Pasar Terapung

Pasar terapung di Banjarmasin berada di tepi sungai-sungai besar, gang-gang diantara permukiman biasanya dipakai untuk ‘parkir’ perahu/klotok. Sehingga pemandangan yang bisa kita lihat adalah bentangan sungai yang lebar dan berbagai aktivitas, seperti lalu lalang kapal tongkang.


 Tidak hanya di sungai utama, tapi juga di kanal-kanal. Jadi di tiap kanal terdapat orang-orang yang berjualan, seperti toko berderet di gang-gang, pemandangan kiri kanan permukiman ataupun dek memanjang.






Persamaannya adalah pasar yang terletak di dekat permukiman, Tapi untuk di Banjarmasin ada juga lho pedagang yang jualan dari daerah lain.

Lokasi yang dekat rumah memudahkan untuk berjualan karena kita tinggal ‘mejeng’ diri dan barang dagangan di depan rumah. Menghemat tenaga karena gak perlu mendayung berkilometer ke tempat jualan, Bisa mempererat interaksi sosial dengan permukiman yang ada disekitar.



Objek dan Atraksi:
Perahu wisata dan Perahu  pedagang
Perahu di Banjarmasin bentuknya lebih lancip di kedua ujungnya, dengan perahu wisata yang tidak melengkung. Perahu pedagang dibiarkan natural tanpa cat, sementara perah wisata dicat
Berwarna.
 Bentuk perahu pun berbeda, perahu penjualnya tidak berujung lancip, perahu kelilingnya juga lebih melengkung dengan warna-warna menyala.



Produk yang dijual











Persamaannya, produk yang dijual sama2 bahan kebutuhan sehari-hari mulai dari jajanan hingga hasil kebun. Tapi siapa sangka kalau di floating market Bangkok bisa dijumpai barang-barang seperti yang diatas?? Hehehe..entah itu benar tas bermerek atau cuma kw-nya saja. Penting atau tidak, ternyata topi penjual di dua kota ini juga berbeda^^.

 

Bagaimana? Masing-masing kota punya ciri khas sendiri bukan? Yap, perbandingan ini bukan sekedar membandingkan mana yang lebih baik atau tidak, tapi kita bisa saling belajar bagaimana ruang disekeliling kita bisa dimanfaatkan dengan cara yang baik...kita bisa belajar dari floating market di Bangkok bagaimana mengatur/menata pasar terapung dengan rapi dan bersih, bagaimana selain untuk berdagang bisa juga jadi paket wisata yang menarik dengan kemasan yang oke. Begitupun kita bisa belajar banyak hal dari floating market di Banjarmasin. Mulai dari lokasi yang natural (belanja dengan pemandangan sungai yang luas), budaya yang dieksplor (lanskap sekitar berupa permukiman, budaya barter, dll), borrowed landscape (meminjam pemandangan sungai diantara pasar terapung), sistem jual-beli, dan masih banyak lagi.

Tunggu dulu, readers gak berpikir kalo floating market cuma ada di Indonesia dan Thailand kan? Keduanya memang salah dua yang paling terkenal, tapi ternyata negara lain pun punya floating market. Kita tengok saja di mbah google floating market di Pasar Cai Rang (Vietnam), Pasar Aberdeen (Hong Kong), Pasar Srinagar (India), The Saint-Ouen Flea Market (Prancis). Wah, ternyata floating market ada dimana-mana! Pemanfaatan sungai menjadi ruang yang produktif sudah mulai bermunculan tinggal bagaimana mengaturnya supaya lingkungan tempat mencari nafkah/berwisata itu bisa lestari dan tidak rusak.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Sabtu, 07 April 2012

FLOATING MARKET: Serupa Tapi Tak Sama, Pasar Terapung Banjarmasin dan Pasar Terapung Bangkok By: Nha

Nite Readers^^ setelah vakum lebih dari satu semester..akhirnya saya bisa posting artikel lagi (senangnyaaa..). Satu alasan kenapa saya vakum adalah tugas kuliah yang antri dan tampilan blog saya yang berubah sampai gak ngerti cara posting artikel lagi (ini bukan satu alasan, tapi 2). Dengan sedikit fudul saya ngotak-atik sampai akhirnya,, TADAAAA!! I’m Back guys... Kali ini saya penasaran dengan satu hal. Ini terinspirasi waktu saya kuliah dan melihat slide yang menunjukkan gambar suasana pasar apung (floating market) di Bangkok, Thailand. Entah kenapa saya langsung flashback ke salah satu pasar apung yang ada di Indonesia, yup Banjarmasin. Terpikir sepertinya dua kawasan ini sama tapi sepertinya beda juga. Berhubung saya pernahnya ke Banjarmasin dan jelas-jelas belum pernah ke Bangkok, maka penasaran itu makin menjadi (berharap bisa ke sana). Saya mencoba mengidentifikasi perbedaan dan persamaan kedua lokasi ini (iseng banget ya...). Berbekal ingatan waktu di Banjarmasin dan modem untuk cari tau floating market di Thailand, saya pun mendeskripsikannya, check this out...
 
 
Perbedaan
Pasar Apung di Banjarmasin, Kalimantan Indonesia
Pasar Apung di Bangkok, Thailand
Cara berbelanja



 Pengunjung berbelanja dari perahu yang menyusuri sungai, bisa dibilang transaksinya on the water. Caranya cukup menantang, kita sendiri yang bebas memilih belanjaan (biasanya jajanan pasar) dengan mengaitkan tongkat pada sasaran kita. Pertama kali coba deg2 an, gak lucu kan kalo gorengan yang kita ambil tiba2 jatuh ke sungai karena kita gak lihai?



 pengunjung bisa berbelanja dari dek dermaga di pinggir sungai/ kanal, tinggal bilang atau tunjuk belanjaan akan diserahkan dengan menggunakan semacam tongkat. Beberapa bisa berbelanja dari perahu, tapi pada umumnya yang berperahu itu untuk berkeliling sungai, kalau ingin membeli mereka merapat atau turun di dek dermaga.



Lokasi Pasar Terapung

Pasar terapung di Banjarmasin berada di tepi sungai-sungai besar, gang-gang diantara permukiman biasanya dipakai untuk ‘parkir’ perahu/klotok. Sehingga pemandangan yang bisa kita lihat adalah bentangan sungai yang lebar dan berbagai aktivitas, seperti lalu lalang kapal tongkang.


 Tidak hanya di sungai utama, tapi juga di kanal-kanal. Jadi di tiap kanal terdapat orang-orang yang berjualan, seperti toko berderet di gang-gang, pemandangan kiri kanan permukiman ataupun dek memanjang.






Persamaannya adalah pasar yang terletak di dekat permukiman, Tapi untuk di Banjarmasin ada juga lho pedagang yang jualan dari daerah lain.

Lokasi yang dekat rumah memudahkan untuk berjualan karena kita tinggal ‘mejeng’ diri dan barang dagangan di depan rumah. Menghemat tenaga karena gak perlu mendayung berkilometer ke tempat jualan, Bisa mempererat interaksi sosial dengan permukiman yang ada disekitar.



Objek dan Atraksi:
Perahu wisata dan Perahu  pedagang
Perahu di Banjarmasin bentuknya lebih lancip di kedua ujungnya, dengan perahu wisata yang tidak melengkung. Perahu pedagang dibiarkan natural tanpa cat, sementara perah wisata dicat
Berwarna.
 Bentuk perahu pun berbeda, perahu penjualnya tidak berujung lancip, perahu kelilingnya juga lebih melengkung dengan warna-warna menyala.



Produk yang dijual











Persamaannya, produk yang dijual sama2 bahan kebutuhan sehari-hari mulai dari jajanan hingga hasil kebun. Tapi siapa sangka kalau di floating market Bangkok bisa dijumpai barang-barang seperti yang diatas?? Hehehe..entah itu benar tas bermerek atau cuma kw-nya saja. Penting atau tidak, ternyata topi penjual di dua kota ini juga berbeda^^.

 

Bagaimana? Masing-masing kota punya ciri khas sendiri bukan? Yap, perbandingan ini bukan sekedar membandingkan mana yang lebih baik atau tidak, tapi kita bisa saling belajar bagaimana ruang disekeliling kita bisa dimanfaatkan dengan cara yang baik...kita bisa belajar dari floating market di Bangkok bagaimana mengatur/menata pasar terapung dengan rapi dan bersih, bagaimana selain untuk berdagang bisa juga jadi paket wisata yang menarik dengan kemasan yang oke. Begitupun kita bisa belajar banyak hal dari floating market di Banjarmasin. Mulai dari lokasi yang natural (belanja dengan pemandangan sungai yang luas), budaya yang dieksplor (lanskap sekitar berupa permukiman, budaya barter, dll), borrowed landscape (meminjam pemandangan sungai diantara pasar terapung), sistem jual-beli, dan masih banyak lagi.

Tunggu dulu, readers gak berpikir kalo floating market cuma ada di Indonesia dan Thailand kan? Keduanya memang salah dua yang paling terkenal, tapi ternyata negara lain pun punya floating market. Kita tengok saja di mbah google floating market di Pasar Cai Rang (Vietnam), Pasar Aberdeen (Hong Kong), Pasar Srinagar (India), The Saint-Ouen Flea Market (Prancis). Wah, ternyata floating market ada dimana-mana! Pemanfaatan sungai menjadi ruang yang produktif sudah mulai bermunculan tinggal bagaimana mengaturnya supaya lingkungan tempat mencari nafkah/berwisata itu bisa lestari dan tidak rusak.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Trending of Mademoiselle